SELAMAT DATANG DI BLOG ALUMNI STMT TRISAKTI

Jangan lupa meninggalkan pesan dan kesan anda saat meninggalkan blog ini. terimakasih!

Salman Ilyas

Salman Ilyas
Ketua IKA STMT

Minggu, 20 Januari 2008

Edan Macet makin jadi-jadi

Kendaraan yang menyebabkan kemacetan semakin menjadi-jadi adalah kendaraan umum, baik, angkot, bus maupun ojeg motor serta bemo dll.
Ada apa dengan angkutan umum kita, kenapa mereka seolah tidak peduli dengan kemacetan yang mereka timbulkan, mereka gak peduli terhadap orang yang ada dibelakangnya, yang penting saya bisa lewat dan ambil penumpang sesuka saya.
Hal yang menarik adalah ternyata mereka yang menjalankan tugasnya sebagai supir tersebut hanyalah melakukan tugasnya sesuai yang di berikan oleh majikan, yang penting setoran bisa dipenuhi, mengenai bagaimana cara memenuhi target setoran tidak perlu pusing, mendzalimi orang lain bukan lagi hal yang tabu tapi sudah menjadi hal yang biasa.
Pelaku bisnis transportasi tidak lagi memiliki konsep publik servise namun sudah menjadi industri rental peralatan transportasi. Fungsi sebagai publik service sudah bergeser menjadi ajang cari duit.

Kamis, 17 Januari 2008

Kemacetan Lalu Lintas Hambat Produktivitas

Konkretnya, supir angkot, bus, truk dan pengguna jalan yang membutuhkan ketepatan waktu mengejar setoran dan distribusi barang, bisa merugi, karena terkena penalti. Termasuk pengusaha dan kaum profesional, yang membutuhkan ketepatan dan efisiensi waktu dalam melakukan aktivitas mereka.

Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Pesawat Udara

Kenapa kelaikan pesawat udara dipertanyakan padahal standarisasi dalam melakukan penerbangan itu sudah ada. Tidak hanya standarisasi nasional saja akan tetapi standarisasi internasional mengenai kelaikan pesawat udara. Jika semuanya dijalankan sesuai dengan standarisasi yang ada tentu saja angka kecelakaan pesawat udara dapat ditekan sekecil mungkin.

Faktor-Faktor Esensial Dalam Persaingan Bisnis Perusahaan Penerbangan di Indonesia

PERMASALAHAN

Dengan bertambahnya jumlah perusahaan penerbangan yang melakukan operasi penerbangan di Indonesia, apakah dapat memberikan nilai positif terhadap perkembangan bisnis angkutan udara komersil serta kelangsungan hidup perusahaan penerbangan ?
Dengan bertambahnya kapasitas “supply” terutama pada rute-rute penerbangan tertentu, apakah tidak akan menimbulkan persaingan yang bermuara kepada efek “Perang Tarif” yang akhirnya dapat merugikan bisnis penerbangan itu sendiri ?

ATASI KEMACETAN JAKARTA LEWAT RADIO

Permasalahan

Jakarta atau yang sering kita tahu sebagai Ibu kota Indonesia yang menjadi pusat perekonomian Indonesia. Dimana masyarakatnya mayoritas merupakan pekerja keras dari kalangan menengah keatas maupun menengah ke bawah .
Dalam hal ini kota Jakarta memiliki permasalahan yang setiap hari melanda saat jam kerja atau waktu selain hari sabtu dan hari minggu . Disinilah banyaknya kendraan pribadi melintas di tengah tengah kota dan ini menjadi pandangan yang lumrah pada pagi hari saat masyarakat melakuka aktivitas dan pada sore hari mereka mengakhiri aktivitasnya .

Aktifitas yang mereka kerjakan sangat beragam dari mulai menuntut ilmu sampai dunia kerja . Hampir setiap masyarakat Jakarta menggunakan kendraan yang pribadi maupun angkutan umum . Maka tidak diragukan lagi jika kemacetan ini akan terjadi . Dan setiap harinya volume kendraan terus bertambah 0,5 % dari jumlah kendraan yang ada setiap harinya . Wajar saja jika Jakarta termasuk memiliki kendraan terpadat se Indonesia

ABAIKAN MARKA JALAN PERPARAH KEMACETAN

Kepadatan arus lalu lintas yang terjadi selama ini tidak mutlak menjadi biang keladi dari kemacetan. Sebab, dalam berlalu lintas banyak hal yang bisa menghambat laju kendaraan bermotor, salah satunya dari pengemudi. Kemacetan lalu lintas bagi masyarakat perkotaan sudah merupakan permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Tingginya volume kendaraan bermotor di setiap ruas jalan utama yang sebelumnya hanya terjadi pada jam-jam sibuk, sekarang ini sudah tidak lagi mengenal waktu.
Kondisi lalu lintas di kota-kota besar seperti itu tiada lain disebabkan karena semakin tidak seimbangnya pertambahan kendaraan bermotor dan pembangunan jaringan jalan. Dari ketidak seimbangan tersebut, ruang gerak kendaraan bermotor dipastikan menyempit sehingga lajunya sering menemui hambatan. Karena itu, kemacetan lalu lintas menjadi risiko yang selalu akan mengancam setiap pengemudi. Terlebih lagi ketika kendaraan bermotor akan memasuki persimpangan sebagai pusat terjadinya “Konflik” lalu lintas. Parahnya kemacetan lalu lintas antara lalin disebabkan rendahnya disiplin pengemudi. Misalnya didalam kota yang arus lalu lintasnya searah, sering terlihat kendaraan bermotor berhenti dibelokan dan kaki persimpangan. Sementara untukk di jalur dua arah pengemudi mengabaikan keberadaan marka jalan.
Akibat pelanggaran terhadap marka jalan, laju kendaraan di lokasi-lokasi tersebut tersendat. Ruas jalan yang seharusnya terbagi dua untukk dua arah, dalam penggunaannya di dominasi oleh kendaraan bermotor dari satu arah, sehingga memperparah kemacetan lalu lintas. Pemandangan ini sering kali terlihat pada ruas jalan yang seharusnya hanya untuk dua lajur pada saat volume kendaraan meningkat berubah menjadi empat lajur. Sebaliknya, ruas jalan untuk kendaraan bermotor dari arah berlawanan menjadi lebih kecil. Dari keadaan tersebut, itu sudah jelas menunjukkan tingkat dari disiplin pengemudi kendaraan bermotor dalam berlalu lintas. Sebab, perilaku pengemudi dalam menempatkan kendaraan secara seenaknya membuktikan peraturan lalu lintas berupa marka jalan dianggap angin lalu.
Padahal, keberadaan marka jalan bagi pengemudi kendaraan bermotor memegang peranan penting. Apalagi di belokan, marka bisa dijadikan sebagai pedoman oleh pengemudi agar penempatan kendaraan bermotornya dalam keadaan tetap aman. Karena itu, dalam berlalu linta pengemudi kendaraan bermotor harus benar-benar memperhatikan dan mengikuti petunjuk dari marka jalan. pengemudi yang mengabaikan marka jalan tidak hanya memperparah terjadinya kemacetan, tetapi juga memperbesar risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas.


Jaga Jarak Aman
Saat berkendaraan bermotor di keramaian jalan, walaupun kita berusaha untuk tidak melakukan kesalahan tetap ada saja kemungkinan terjadi insiden orang lain yang masih mungkin melakukan kesalahan yang membahayakan kita. Perlindungan terbaik yang bisa kita dapat terhadap kemungkinan tersebut adalah ruang kkosong. Jarak ruang kosongn disekitar motor akan :
Memberikan waktu reaksi
Memberikan ruang untuk bermanuver

Ukuran motor yang kecil sebenarnya memberikan keuntungan apabila kita mengetahuinya dan menggunakannya sesuai dan kondisi motor, setiap jalur jalan bisa dianggap terdiri dari 3 sub jalur kiri, tengah dan kanan. Prinsip utama untuk memilih sub jalur mana yang digunakan adalah bahwa sub jalur yang kita pilih harusnya :
Meningkatkan kemampuan kita untuk melihat dan terlihat
Menjauhi blind spot kendaraan lain
Menghindari hazzard
Mengkomunikasikan keinginan kita ke pengguna jalan lain
Menghindari wind blast dari kendaraan lain
Memberikan ruang untuk menghindar saat keadaan darurat
Dari 3 sub jalur tersebut, tidak bisa disebut bahwa salah satu jalur adalah yang terbaik setiap sub jalur bisa adalah posisi terbaik, tidak ada sub jalur yang diharamkan, termasuk sub jalur tengah. Pilihlah sub jalur yang memberikan ruanbg kosong paling maksimal dan memudahkan kita untuk terlihat oleh pengguna jalan lain ubahlah posisi sub jalur sesuai situasi dan kondisi.
Saat mengikuti kendaraan lain jangan pernah mengikuti kendaraan lain terlalu dekat. Faktor ini termasuk yang sering menyebabkan kecelakaan motor, seperti kendaraan apapun, motor memerlukan jarak untuk bisa berhenti untuk kendaraan normal, biasakan untuk menjaga jarak minimum 2 detik dibelakang kendaraan lain. Untuk mengecek jarak 2 detik tersebut kita bisa melakukannya sbb :
Pilihlah 1 titik referensi di depan kita, bisa jadi marka jalan atau benda di pinggir jalan seperti tiang lampu jalan
Saat bemper kendaraan di depan kita melewati titik referensi, cobalah mulaai berhitung dalam hati “Seratus satu-seratus dua”
Jika kita mencapai titik referensi itu sebelum hitungan selesai, maka kita berada terlalu dekat dengan kendaraan di depan kita.
Jarak 2 detik tersebut memberikan ruang yang cukup minimum untuk berhenti atau menghindar jika kendaraan didepan kita tiba-tiba berhenti, jarak tersebut juga memungkinkan kita untuk melihat llubang hazzard apapun di jalan yang muncul setelah kendaraan di depan kita lewat.
Saat keadaan tidak normal, yang membuat jarak pengereman membesar, tentui saja diperlukan ruang kosong yang lebih besar pula misalnya saat hujan. Menjaga jarak ini juga perlu saat berhenti, misalnya di lampu lalu lintas yang menyala merah. Hal ini diperlukan untuk memudahkan kita cepat menghindar bila kendaraan dari belakang kita tidak dapat mengerem dan bila kendaraan di depan kita tiba-tiba mundur. bila mengikuti mobil dari belakang berkendaralah diposisi dimana si pengemudi mobil dapat melihat kita dari spionnya, berkendara di sub jalur tengah memberikan kemungkinan terbesar untuk bisa terlihat karena kita akan terlihat di spion dalam dengan jelas.
Berkendara di sisi jauh juga memungkinkan si pengemudi dapat melihat kita melalui spion kiri dan kanan. Tapi ingat, bahwa banyak pengemudi tidak melihat ke spion kiri dan kanan sebanyak melihat spion dalam. Saat di ikuti kendaraan lain mempercepat laju motor saat ada orang mengikuti kita dari dekat biasanya berakhir lebih buruk, biasanya orang tersebut akan terus mengikuti kita dari kecepatan yang lebih tinggi itu cara terbaik untuk mengatasi situasi ini adalah membiarkan orang tersebut maju ke depan kita, saat ada orang yang mengikuti kita terlallu dekat pindahlah jalur dan biarkan mereka melalu kita. Jangan lupa, komunikasikan keinginan kita untuk pindah dengan menggunakan lampu sein jika pindah jalur tidak bisa di lakukan karena situasi tertentu. Cobalah untuk menurunkan kecepatan, melambatkan kendaraan dan memberikan ruang di depan kita akan menyemangati mereka untuk melewati kita.
Saat melewati dan dilewati jarak pandang adalah kata kuncinya, pastikan pengguna jalan melihat kita dan pastikan kita melihat semua potensi hazzard yang ada.

© Melewati
Saat ingin melewati, berkendaralah di sub jalur kanan pada jarak yang aman dari kendaraan di depan. Ini juga memastikan jarak pandang untuk melihat situasi di depan, perhatikan kendaraan daria arah berlawanan, hidupkan sein kanan untukk mengkomunikasikan keinginan kita mendahului dan gunakan spion untuk melihat kondisi lalu lintas di belakang kita.
Saat keadaan aman, pindahlah ke jalur kanan
Percepat kendaraan sehingga bisa melewati blind spot secepat mungkin
Hidupkan sein kiri, cek lewat spion dan bila perllu palingkan kepala sebelum pindah ke jalur awal

© Dilewati
Saat dilewati oleh kendaraan lain dari belakang atau dari arah yang berlawanan sebaliknya tetaplah di sub jalur tengah, jalur ini akan memberikan ruang besar bila terjadi hal-hal yang membahayakan. Perhatikan dan siapkan diri untuk potensi bahaya berikut :
Tertabrak oleh kendaran lain
Terytabrak spion
Terganggu oleh lemparan benda-benda dari jendela
Ganguan wind blast terutama oleh kendaraan yang relatif besar.

Jangan pernah berpindah jalur menjauhi kendaraan yang melewati kita karena mengundang pengemudi kendaraan tersebut untuk menutup jalur terlalu dini.

Perlindungan terbaik yang bisa kita dapat terhadap kemungkinan tersebut adalah ruang kosong. Jarak ruang kosong disekitar motor akan :
Memberikan waktu reaksi
Memberikan ruang untuk bermanuver

Setuju banget dengan keterangan diatas, apalagi kalau kondisi hujan plus jalan licin/tergenang air, Jarak aman mutlak diperlukan.
Sekedar sharing, tadi malam (Hujan dan banyak genangan air) ane terhindar dari kecelakaan berkat jaga jarak dengan motor persis di depan ane. Motor di depan ane, mungkin karena ada genangan air dan melakukan pengereman mendadak, langsung terjungkal dan motor melintang di tengah jalan.
Jarak ane waktu itu sekitar 7-10 m dengan kecepatan -/+ 50an, dan masih sempat mengerem kombinasi tangan dan kaki, walaupun tetap saja roda belakang “nesot” alhamdulillah motor ane bisa berhenti persis di depan tuh motor yang melintang, tapi dari sebelah kanan rupanya ada bebek yang tidak sempat ngerem, dan akhirnya tuh motor dihantam, untung orangnya ga’ kelindes. So…. Jaga jarak dan mengurangi kecepatan emang mutlak apalagi saat hujan.
Berada di belakang truk trailer pengangkut motor tiba-tiba muncul kardus besar yang terbang dari atas truk yang melaju cepat, asli kagret tiba-tiba muncul kertas kardus besar terbang ke arah motor, alhamdulillah sempat menghindar dan itu bisa cepat dilakukan karena ada jarak aman dan pemilihan posisi yang tidak tepat dibelakang truk, apa jadinya kalau kardus itu menghantam si bongsor dengan kecepatan motor waktu itu sekitar 60 kmpj bisa jadi konsekuensi nya cukup parah.
Selain jaga jarak, jaga konsentrasi selama berkendara.
Persis kemaren sore, Jarak sangat penting!!!
Rombongan TriC & HTML touring menuju Purwokerto (PTB), di saat kita melewati trek pegunungan yang terjal, para peserta mayoritas hanya jaga jarak selisih satu motor. Kaibatnya, ada saat menemui tanjakan yang paling terjal (sekitar 40 derajat), ada 1 motor yang nggak kuat nanjak, bebrapa peserta belakangnya pun ikut kelimpungan menghindar dan terus berusaha naik. Karena jalan relatif esmpit (selebar mobil) usaha menghindar dengan terus menggegas motor pun ada yang sia-sia, ada yang malah belok sampai terperosot ke rumput di pinggir jalan dan hampir masuk jurang dan ada yang malah mengerem mati sampai bannya mengunci, eh tanpa disangka ketika ban terkunci, malah grip ban hilang! seliplah motor tersebut. Setelah coba bertahan, akhirnya jatuh juga di tanjakan terjal tersebut. (beruntung motor tidak terus turun sampai bawah jurang) bayangkan, setelah motor susah didirikan, sesudah diberdirikan motor susah dihidupkan karena harus masuk gigi 1 (apabila di lepas, motor bisa mundur ke jurang) karena rem kurang kuat, setelah ditahan beberapa orang, motor di coba di netralkan dan distarter, tetapi tidak mau hidup karena karbu banjir, walhasil kita berusaha dan berhasil juga hidup tuh mesin.
Yah, hanya karena kurang jaga jarak, yang tadinya bisa cepat, harus menunggu lama karena ada masalah dan harus bertaruh nyawa (baik orang dan motornya) di pegunungan.
Saya pernah baca salah satu bab mengenai safety riding, “Jarak aman dengan kendaraan yang ada di depan kita pada waktu kecepatan tinggi adalah 2 detik” (CMIIW) asumsinya adalah apabila kendaraan didepan berhenti mendadak, kita punya jarak/waktu aman agar gak sampai nyeruduk, cuman untuk prakteknya agak susah juga yah ngkur jarak 2 detik umpamanya saat motor pada kecepatan kita 100km/j.
Ada yang tau gak bro kalau di konversi ke meter kira-kira berapa meter jarak 2 detik pada kecepata 100km/j.
Tadi iseng nyoba ngitung kalau salah dikoreksi yah :
Dengan kecepatan 100 km/jam jarak aman 2 detik adalah :
1 Jam=60 menit=3600 detik
100/3600=0,27km=27 m.
dengan kecepatan 100km/j jarak yang ditempuh dalam 1 detik adalah 27 m, jadi jarak 2 detik dengan kec 100 km/j adalah 27x2=54 meter.
Jauh juga yah, apabila kita jalan 100 km/j maka kita harus ambil jarak aman dengan kendaraan kita sejaub 54 meter.
bro, naim postingan mengenai jarak amannya saya pindah ke tread ini dari pada oot di thread jargon safety riding ya.
Jarak aman berkendara :
Kecepatan 40kpj = Jarak 20 m
Kecepatan 60kpj = Jarak 30 m
Kecepatan 80kpj = Jarak 45 m
Kecepatan 100kpj = Jarak 60 m.
Makin tinggi handicap (halangan) hujan, jalan licin dan lain-lain menyebabkan bertambahnya jarak pengereman maka otomatis jarak aman menjadi bertambah.
Mooh, oot nek yak, kemaren yang pulang bareng ama lo dari palbut anak tric bukan. kata lo stikernya timbul, kalau bener sekedar catatan di tric masalah safety triding sangat ketat, perlengkapan motor dan tata cara berkendara ketat banget dan diwajibkan untuk mengikutinya. Jadi, muksin doktrin “Safety” sudah jadi soul di tric, makanya member tric jadi baik-baik di jalan berombongan ataupun perorangan, kecuali gw.
Bro setelah ane baca, postingan bro raim kok rasa-rasanya tidak melenceng dari topic ya, (topicnya kan jaga jarak aman). postingannya itu tadinya jadi oot di thread jargon safety riding makanya saya merge ke thread ini, tread dengan topic jaga jarak aman ya tentu aja, kalau disini, jadinya gak 00t. That’s the idea bro, nah kan sekarang jadi oot di sini.
Rupanya kalau masalah ketelitian membeca postingan, ane kalah jauh ama bro muhardi, sori oot lagi, ane rupanya udik ya, btw, emang bro muhardi kerjanya apa she? tiap hari kan membaca postingan ama milis tuh, emang gak dimarahin bos? jangan-jangan ente yang jadi bos.
Waktu touring ke Semarang kecepatan rata-rata 80-100 km/jam, jarak antar teman-teman paling jauh paling satu motor kurang lebih 2 m, jadi kalau pake perhitungan jarak aman sebenarnya sama sekali tidak aman ya bro, tapi yang paling penting mah berdoa’a dulu sebelum pergi untuk keselamatan di perjalanan.
Iya bro, untuk kecepatan seperti itu sepertinya 2 meter terlalu dekat kalau terjadi apa-apa di salah satu motor bisa jadi tabrakan beruntun kadang, memang kalau lagi group riding suka kelupaan soal begini lupa bahwa gak selalu dapet smooth ride.
Solusinya? walaupun dalam formasi satu line, selalulah berformasi staggered sehingga punya ruang lebih banyak untuk pengereman dan untuk menghindar bila terjadi apa-apa.
Harus ada perbedaan tergantung factor kondisi jalan, CMIIW ada beberapa pertanyaan dari rekan yang lain, Kalau macet bagaimana? dan kalau jalan lurus dan lancar bagaimana?
Kalau macet : Yach harus bisa menjaga jarak dengan pengendara lain dan jangan di paksakan harus dekat dengan rombongan karena akan berakibat terganggungna dan hilangnya konsentrasi pengendara lain, bila ketinggalan pasti ditungguin.
Kalau lancar : Posisi zigzag dengan jarak +/- 2 meter (motor).
Artikelnya bagus dan memberii pengetahuan yang tentang jarak aman yang selama ini sering kita abaikan. Tapi setelah gw pikir-pikir, buat gw pribadi kayanya agak sulit juga untuk menerapkan jarak aman ini ya, sulit dalam konteks kadang menyebalkan.
Sekedar sharing, gw tipikal rider yang style-nya berubah-ubah tergantung mood sama kondisi motor, kalau mood lagi enak dan motor lagi oke, jadi deh ridingnya rada-rada agresif, tapi tetep safe kok (menurut ukuran gw loh, subyektif) Nah kalau mood lagi jelek, capek dan mototr lagi pas kurang oke, stylenya jadi defensif.
Berdasarkan pengalaman kalai jadi defensif rider, seringkali malah jadi sering mengundang bahaya dibanding jadi agresif rider. Pasalnya ukuran jarak orang jakarta dalam berkendara memang sudah salah kaprah kali ya, apabalagi motor kalau ga’ nempel kayanya gimana gitu, wAlhasil beberapa kali gw lagi jalan pelan-pelan dengan amannya menjaga jarak, nyaris jadi korban serempetan pengendara lain yang berebut space kosong di depan gw, walhasil jarak aman gw terus menjauh, karena spacenya diambil orang. Hal ini sering kali menyebalkan, belum lagi kadang gw jadi terpaksa ngerem mendadak karena ulah pengendara lain yang mengambil space kosong di depan gw, benar-benar menyebalkan.
FYI, jika ingin speed touring sebaiknya kelompok diperkecil, jangan lebih adri sepuluh motor, jarak antar motor direnggangkan, semakin renggang semakin baik. Peserta sebaiknya cari jalan sendiri-sendiri, jangan ikut ritme rombongan. Hal ini untuk mengantisipasi jika peserta di depan melakukan pengereman mendadak atau manuver yang tidak terduga. Kecuali anggota team memiliki skill, style, stamina, pengalaman serta pemahaman karakter yang sama sih ga’ masalah lari 100-120 kpj jarak cuman 2 meter, kaya motor GP spedd 340 kpj beda jarak cuman 5 cm.
Itu karena mereka berjalan dikecepatan yang relatif sama. Karena perlambatan mereka relatif sama, mungkin yang dihitung Cuma reaction time saja. saya pernah baca artikel tentang rection time berkisar 370ms-410ms untuk rider muda, dan 480ms-505ms untuk rider yang lebih senior. Asalnya disini digabung dengan rection time rata-rata 0.5ms maka saya dapat tabel di attachment. Tetapi perlu diingat, itu adalah jarak terhadap benda diam. Bila amembuntuti mobil/motor, tentu pasti dikurangi perlambatan dia juga. Tntu harus lebih berhati-hati bila membuntuti kendaraan dengan angka perlambatan yang lebih supperior, seperti mobil. Taman kota sebagai indikator kualitas administrasi kota Bandung. Kompas-Taman memiliki peran penting dalam sebuah kota karen ataman kota tidak hanya memberikan kesegaran, tetapi menjadi indikator baik atau tidaknya administrasi sebuah kota.
“Ada jargon, kalau datang ke suatu kota, lihatlah jalan dan taman-tamannya. Kalau taman dan jalannya rapi, maka kotanya baik. Jalan dan taman menjadi indikator baik atau tidaknya administrasi kota,”Kata Haryo Winarso, peniti senior di laboratorium desain perkotaan, Departemen Planologi, ITB. Taman juga bisa membangun citra kota, Haryo mencontohkan, para pengembang perumahan akan membangun jalan dan taman terlebih dahulu untuk membangun citra perumahannya sehingga harga tanah dan rumahnya yang dijual bisa tinggi.
Karena ingin membangun citra kota yang baik juga, saat Konferensi Asia Afrika(KAA) berlangsung, kota Bandung membangun jalan dan taman dilengkapi lampu jalan dan lainnya. “Yang menjadi persoalan berapa lama keindahan itu bisa bertahan.” kata Haryo. Untuk memperindah kota, sah saja digunakan taman tempelan seperti yang terjadi di Gedung Merdeka saat napak tilas KAA.
“Persoalannya, kalau orang tahu itu tempelan, citranya menjadi kurang baik. Itu hanya manipulasi,”kata Haryo. Tapi harus diakui, dengan adanya KAA, fasilitas kota menjadi lebih baik karena ada marka jalan, lampu taman, dan lainnya.
“Sebaiknya momen KAA dijadikan pendorong untuk membuat kota menjadi lebih baik, kalau sebulan kemudian rusak, citra pemerintah kota dan daerahnya menjadi jelek dan tidak dapat dipercaya,”ujar Haryo.
Menurut Haryo, unsur yang kini memperindah kota harus dipertahankan. “Tetapi sering kali usaha untuk mempertahankan keindahan kota terhambat karena tidak ada dana. Padahal, hal itu bisa disiasati. Caranya bekerja sama dengan phak swasta,”katanya. Haryo mencontohkan untuk memelihara taman kota dana bisa di dapat dari pihak swasta sebagai timbal balik pihak swasta diperbolehkan memasang iklan di taman tersebut. Tetapi jika tamannya tidak terpelihara, pihak swasta harus menurunkan papan reklamenya dari taman itu.

JUDUL SIM II

Kemacetan Lalu Lintas Hambat Produktivitas
Sistem Kendali Lalu Lintas Pada Transportasi Darat
Meningkatkan Martabat Bangsa Melalui Displin Lalu Lintas
Sistem di Balik Proyek Busway
Sistem Transportasi Massal Busway Di Jakarta
Mengatasi kemacetan Jakarta Dengan Sistem Transportasi yang Baru
Mencari Solusi Atasi Macet
Sistem Pembangunan Busway
Kurang Baiknya Sistem Pengaturan Lingkungan Stasiun Bekasi Berpengaruh Buruk Pada Lingkungan Disekitarnya
Sistem Informasi Yang Tidak Terarah Dalam Mengangani Kecelakaan Pada Moda Transportasi Laut dan Udara
Standard Operation Prosedure (SOP) Perusahaan Penerbangan Yang Terabaikan
Revitalisasi Sistem Transportasi Dalam Menciptakan Udara Bersih
Sistem Informasi Penyebab Kecelakaan Pesawat
PT. Kereta Api Indonesia
Kemacetan di Jakarta
Abaikan Marka Jalan Perparah Kemacetan
Kemacetan Lalu Lintas, Keruwetan Republik
Lalu Lintas Di Tol Jagorawi
Revolusi Transportasi Jakarta
Terbang Mudah Nyawa Murah
Pentingnya Penerapan Sistim Didalam Sebuah Perusahaan Serta Kaitannya Dengan Sistim Informasi Manajemen
Pengaruh Perang Tarif Dalam industri Penerbangan Terhadap Tingkat Keselamatan Penumpang
Faktor-Faktor Esensial Dalam Persaingan Bisnis Perusahaan Penerbangan di Indonesia
Perlunya SIM Dalam Mengatasi Masalah Kecelakaan Pesawat Adam Air
Sistem Informasi Manajemen Berbasis Sekolah
Kemacetan Lalu Lintas, Keruwetan Republik
Faktor-Faktor Kecelakaan Pesawat Udara
Peranan Sistem Manajemen Dalam Penerapan Sistem Transportasi Massa (Trans Jakarta)
Kemacetan Di Jakarta Dampaknya Akibat Pembangunan Proyek Busway
Peranan Sistem Informasi Dalam Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas
Peranan SIM dalam Mengatasi Permasalahan Kehilangan Bagasi Dengan Menggunakan Alat Bantu GPS
Pencemaran Udara Yang Diakibatkan Oleh Kendaraan Bermotor
Atasi Kemacetan Jakarta Lewat Radio
Pengotomasisasian Dalam Pelayanan Perusahaan Kargo
Kemacetan Akibat Kendaraan Bermotor
Mengenal Lebih Dekat AIS Personal Dari Sudut Pandang Sistem Informasi Management
Mengatasi Kemacetan Di Jakarta
Peranan SIM dalam Hilangnya Pesawat Adam Air KI 574
Pengaruh Keputusan Organisasi Atau Manajemen Terhadap Keselamatan Transportasi
Peranan SIM dalam Tenggelamnya KM Senopati Nusantara
Sistem Informasi Manajemen Penanganan Penumpang dan Kargo di Bandar Udara
Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Pada Saat Terjadi Delay dan Cancel Pesawat Dalam Dunia Penerbangan Sipil Di Indonesia.
Dampak proyek Busway Terhadap Lalu Lintas DI DKI
Kemacetan Lalu Lintas Picu Kemandulan
Navigasi Penerbangan Masa Depan
Pentingnya Suatu Sistem Informasi Manajemen di STMT Trisakti Untuk Kelancaran Kegiatan Pra dan Pasca Kuliah.
Pengaruh Sistem Manajemen Lalu Lintas Terhadap Penataan Kota Jakarta
Kemacetan Di DKI Jakarta berdasarkan Sistem Pengadaan Kendaraan Bermotor
Mendongkrak Performa Sistem Lalu Lintas Penerbangan
Kinerja Perusahaan Penerbangan
Kasus Tenggelamnya Kapal Motor (KM) Senopati Nusantara
Proses Reservasi dan Ticket Domestik
Kesalahan Sistem Memperbesar Peluang Korupsi
Sistem Informasi Berbasis Internet
Electronic Tiket
Masalah Kemacetan Lalu Lintas di Kota Metropolitan

Selasa, 15 Januari 2008

Judul Tulisan

1) Customer Service Dalam Transportasi Udara
2) Kemacetan di Jakarta
3) Globalisasi & Deregulasi Penerbangan
4) Analisis Angkutan Udara yang berbasis Low Cost Carrier Terhadap Keselamatan dan Keamanan Penerbangan
5) Tantangan yang dihadapi Sektor Transportasi Dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Ke-II
6) Peranan Quality, Control , Delivery dalam SISTRANAS
7) Pengenalan dan Ruang Lingkup Logistik dalam Sistem operasional pada Perusahaan pergudangan.
8) Perkembangan Industri Penerbangan Nasional
9) Jatuh Bangun Industri Penerbangan Naasional Serta Pentingnya Keselamatan Penerbangan
10) Pengaturan distribusi Pekerjaan Terhadap SDM dalam Suatu perusahaan
11) ISU, Kebijakan, Dan Strategi BUMN Indonesia (Restrukturisasi Merpati)
12) Pemilihan Armada yang Tepat dalam Bisnis Airlines Di Indonesia untuk penerbangan Rute Domestik
13) Strategi Pembangunan Transportasi Perkeretaapian di Indonesia
14) Pentingnya Angkutan Umum Terhadap Mobilisasi Masyarakat Di daerah Hinalang-Medan
15) Implementasi Elektronik Data Interchange dalam Manajemen Logistik
16) Jakarta memerlukan Sistem Transportasi yang berkelanjutan untuk meningkatkan aktivitas Perekonomian Kota
17) Tiket Elektronik untuk Efisiensi Maskapai
18) Modul Penggajian Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
19) Blue Bird Group
20) Masalah Ojek di DKI Jakarta
21) Peranan Traffic Service dan Sistem perpakiran pesawat pada Bandar Udara di Indonesia
22) Mengatasi kemacetan yang terjadi di jalan raya condet setiap pagi dan sore
23) Faktor dominan dalam persaingan penerbangan
24) Hubungan kemacetan dengan banyaknya mobil, area bisnis/mal, penyempitan jalan, pedagang kaki lima, dan kualitas sumber daya manusia
25) Penyelenggaraan perpakiran di Jakarta
26) Perang tarif antar Airlines pada tahun 2003
27) Perang tarif
28) Komputer dan kecelakaan penerbangan
29) Pengaruh pelayanan penumpang terhadap keselamatan transportasi
30) Perkembangan angkutan udara di Indonesia
31) Pengaruh kemacetan terhadap ketepatan waktu calon penumpang pesawat terbang
32) Persaingan tarif Perusahaan Penerbangan dalam Airline
33) Kendaraan antre 12 Jam lebih di Pulau Jawa
34) Pemberlakuan denda terhadap kendaraan beroda sepuluh dengan beban lebih dari 15,2 ton di Jalintim
35) Tarif murah pada angkutan udara, safety tdk jadi masalah
36) Peran transportasi udara dalam Integrasi Nasional
37) Keadaan terminal bandara Soekarno-Hatta VS terminal Pulo Gadung
38) Sistem Informasi Manajemen Penerbangan Berbasis Internet
39) BBM Naik Motor Merajalela Jalanan Di Jakarta semrawut
40) Kisruhnya Perangkutan Republik
41) Angkasa Pura Kewalahan Menghadapi Permintaan Ekstra Flight Perusahaan Penerbangan pada saat liburan
42) Fungsi Perusahaan Penerbangan Bagi Konsumen
43) Pengaruh penundaan jam terbang di Airlines terhadap pengguna Transpor Udara
44) Kemacetan adalah Musuh Bagi Warga Jakarta
45) Penelitian mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan udara
46) Sistem Informasi Pemasaran
47) Pelayanan kepada Penumpang Angkutan Udara
48) Ancaman Logam Maut dari jalanan
49) Mempersiapkan bandar Soekarno-Hatta agar mampu bersaing dengan Bandara Lain di Kawasan Asia Tenggara
50) Dampak Globalisasi terhadap perusahaan penerbangan nasional
51) Efek Low Cost Carrier terhadap Aspek Safety dan Persaingan antar moda transportasi
52) Manajemen kualitas pelayanan penumpang pada perusahaan penerbangan
53) Rencana tata ruang wilayah Pulau Sulawesi dikaikan dengan transportasi jalan rel
54) Pemilihan moda transportasiyang efektif dan efisien
55) Booking Online mematikan Biro perjalanan di Indonesia
56) Prospek Usaha kegiatan Penerbangan Domestik berjadwal di Indonesia
57) Keamanan dan Keselamatan penerbangan ditinjau dari aspek ekonomi dan aspek teknis operasional penerbangan
58) Pengaruh dan dampak LCC terhadap Industri Penerbangan Nasional
59) Peranan Busway di Jakarta dalam mengurangi kemacetan, Apakah sudah Efektif ?
60) Cara lain menangani polusi akibat kendaraan bermotor
61) Perizinan pengoperasian penerbangan komersial Tahun 1999
62) Kecelakaan pesawat menambah daftar aturan sektor penerbangan
63) Perang tarif murah Penerbangan Domestik akibatnya keselamatan dikorbankan.
64) Low Cost Carrier (Hal-hal yang mempengaruhi tarif angkutan udara)
65) Taksi liar penyebab kemacetan jalan di depan terminal bandara Soekarno-Hatta
66) Industri Penerbangan dan Keselamatan penumpang
67) Pengaruh Low Cost Carrier
68) Meningkatkan pengiriman barang melalui jalur darat
69) Cara lain menangani polusi akibat kendaraan bermotor 1
70) Pengaruh promosi terhadap hasil penjualan tiket
71) Peranan Elektronik Data Interchange sebagai Penopang Kegiatan KEPABEANAN
72) Keamanan sistem computerisasi perusahaan penerbangan
73) Persetujuan angkutan udara bagian dari pengembangan ekonomi di Indonesia
74) Peranan Perusahaan Penerbangan menuju Pariwisata di Kawasan Asia Pasifik
75) Komputer sebagai pengendali Manajemen dalam suatu Perusahaan Airlines
76) Peranan Sistem Jaringan Komputer terhadap Manajemen Perusahaan
77) Pengaruh Strategi dan Teknik Manajemen Lalu Lintas terhadap Lalu Lintas Jalan di Jakarta
78) Dampak keberadaan Calo terhadap kelancaran penerbangan
79) Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management )dan E-Commerc
80) Perencanaan dan pengelolaan sistem transportaasi kota hemat energi
81) Grand Design Manajemen Transportasi Udara Di Indonesia
82) Sistem perbisnis dan daya saing perusahaan penerbangan di Indonesia
83) Perencanaan dan Manajemen Transportasi
84) Sebab-akibat Kemacetan Lalu lintas Darat di JABODETABEK
85) Dampak perang tarif angkutan Udara terhadap Keselamatan penerbangan Nasional Pasca Deregulasi
86) Pentingnya Air Traffic Control, Dinas Meteorologi, Pelayanan di darat, pelayanan kesehatan, dan pemadam kebakaran terhadap keamanan penerbangan Nasional.
87) Mengatasi masalah kemacetan di kota Jakarta
88) Pembajakan pesawat udara dan masalah tanggung jawab pengangkut
89) Sifat-sifat pesawat berkenaan dengan perencanaan bandar udara
90) Pencapaian kepuasan konsumen angkutan udara melalui ISO-9000
91) Transport National System
92) Aspek keselamatan dan keamanan di industri Penerbangan
93) Industrilisasi dan sistem Transportasi dalam rangka peningkatan persaingan perdagangan internasional dan pelestarian lingkungan serta upaya penghematan konsumsi BBM sektor transportasi
94) Kisruhnya sistem perkembangan transportasi darat & Implikasinya terhadap pembangunan.